Testimonial
11 Mar 2020,
Banyak varian, banyak cerita yang menarik yang disampaikan melalui packaging :))
Sani Aulia,
Wates
Cokelat nDalem

Keranjang belanja kosong

Kedatangan Mister Piet Brinkman - PUM Belanda

Pada bulan November yang lalu, kami mendapatkan bantuan teknis dari PUM Belanda. PUM adalah sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk mengirimkan tenaga ahli Belanda terutama yang sudah mendekati senior untuk membantu UKM di negara-negara berkembang. Indonesia adalah salah satu negara yang banyak mendapatkan bantuan PUM.Kami mendapatkan kabar bahwa PUM banyak mempunyai ahli di bidang pangan, salah satunya cokelat. Karena itu kami coba untuk mengirimkan aplikasi untuk mendapatkan bantuan teknis dari PUM. Dan Alhamdulillah kami mendapatkan persetujuan dari PUM. Dan kemudian kami mendapatkan expert bernama Mr. Piet Brinkman yang mempunyai background di industri cokelat.Pak Piet ternyata sudah pernah ke Indonesia pada tahun 1978. Beliau adalah salah satu ahli teknik yang turut membangun pabrik Susu Bendera di Jakarta. Dan setelah itu, beliau kembali ke Belanda dan bekerja di salah satu industri cokelat terbesar di Belanda yang berbendera Cargill.Bersama Pak Piet, kami ingin mewujudkan mimpi untuk membuat cokelat langsung dari biji atau yang dikenal juga dengan istilah bean-to-bar chocolate. Hal ini diawali karena pertemuan kami dengan petani kakao di Sleman, Gunung Kidul dan Kulon Progo. Pada pertemuan tersebut, para petani ingin agar kami mau membeli kakao dari mereka. Pada saat itu, kami sungguh bersedih hati karena belum bisa memenuhi permintaan mereka. Karenanya kami berusaha membuat mimpi ini menjadi nyata dengan bantuan teknis dari Pak Piet. Sebelum kedatangannya, Pak Piet sudah berusaha mengirimkan banyak informasi berkaitan dengan industri cokelat langsung dari biji. Dan ternyata, tidak banyak industri cokelat yang mengolah langsung dari biji kecuali jika industrinya sangat besar. Dan di Eropa hampir tidak ada industri cokelat bean-to-bar. Sebagian besar industri kecil bean-to-bar berkembang di Amerika. Itulah salah satu alasannya kami agak kesulitan mendapatkan mesin bean-to-bar untuk skala kecil. Sampai akhirnya Pak Piet menyarankan untuk melihat ke sebuah website di Amerika yang menjual grinder kecil skala rumah tangga. Dan itulah yang pertama kali kami pakai.Selain membantu kami dalam project bean-to-bar di Cokelat nDalem, Pak Piet juga mengunjungi petani kakao di Gunung Kidul yang akan menjadi suplier kami. Dan beliau cukup senang dengan kualitas biji kakao dari Pak Edie di Dusun Putat, Pathuk, Gunung Kidul. Walaupun ada beberapa hal teknis yang harus ditingkatkan seperti sortasi, tapi secara umum, kualitas biji dari Gunung Kidul cukup baik.Pak Piet pun menyempatkan untuk berkunjung ke beberapa pabrik cokelat di Jogja, Jakarta dan Bali untuk memberikan informasi lebih lengkap tentang kualitas cokelat Indonesia. Dan kemudian memberikan informasi lebih komprehensif tentang kualitas cokelat dari Cokelat nDalem dan bagaimana cara meningkatkan kualitasnya.Kami sangat berterima kasih kepada Pak Piet atas kedatangannya ke Cokelat nDalem dan terutama untuk bantuan dan perhatiannya kepada Cokelat nDalem. Sampai berjumpa lagi Mister Piet. 

Bean To Bar Project - Overview

Dari sekian banyak perusahaan pembuat cokelat di dunia, sebenarnya tidak benar-benar membuat cokelat langsung dari biji. Hal ini dikarenakan untuk membuat cokelat langsung dari biji kakao akan memerlukan banyak sekali mesin dan prosesnya panjang. Sehingga dalam industri cokelat dikenal pembagian untuk pemrosesan biji kakao sampai jadi produk siap makan. Ada perusahaan yang khusus membuat cokelat setengah jadi dari biji kakao. Jadi perusahaan ini membeli biji kakao dari petani, kemudian melakukan sortasi atau pemilihan biji dengan kualitas yang baik, kemudian dipanggang, dan kemudian dipisahkan antara inti biji (nibs) dan kulit luarnya (shell), dan terakhir kemudian mereka menghancurkan nibs sampai menjadi pasta. Lalu ada perusahaan lagi yang mengolah dari pasta kakao menjadi lemak kakao dan kakao bubuk dengan cara mengepress pasta kakao dari pengolahan sebelumnya. Lemak kakao yang diperoleh kemudian diolah untuk menghilangkan warna yang tidak diinginkan dan juga aroma kakao yang masih tersisa. Sehingga diperoleh lemak kakao terafinasi. Sedangkan bubuk kakao diproses untuk ditambahkan bahan alkasi agar lebih mudah larut atau dipergunakan dalam proses berikutnya. Ada juga yang dipanggang lagi untuk memperoleh karakter spesifik yang diinginkan, misalnya lebih hitam.Lalu ada perusahaan lagi yang mengolah dari pasta kakao, lemak kakao dan bubuk kakao untuk menjadi cokelat blok besar. Mereka mencampurkan dengan resep tertentu dan menambahkan bahan tambahan agar sesuai permintaan. Rantai perusahaan cokelat terakhir adalah pembuat cokelat yang membuat cokelat menjadi siap makan. Pembuat cokelat yang dikenal, kebanyakan berada pada bagian ini. Termasuk perusahaan-perusahaan besar. Hampir sekitar 70% perusahaan cokelat memilih untuk melakukan bagian ini.Bean-To-Bar mulai muncul sekitar 5 tahun yang lalu dan kebanyakan justru berada di Amerika. Mereka mulai mengambil biji kakao langsung dari petani kakao yang banyak berada di negara Amerika Selatan dan Afrika Selatan. Mereka tidak membeli dalam jumlah besar. Dan memang kebanyakan mesin Bean-To-Bar mempunyai kapasitas kecil. Kelebihan dari proses ini, biasanya pada kepedulian perusahaan pada keberlangsungan kakao dan kesejahteraan petani. Dan karena produknya tidak banyak, maka perusahaan Bean-To-Bar biasanya mempunyai varian yang jauh lebih variatif untuk memenuhi keingintahuan pasar tentang produk cokelat yang tidak biasa. Mereka mulai mencampurkan cabai, garam laut, buah-buahan musiman dan juga rempah-rempah.Nah.. kami juga mulai membuat Bean-To-Bar cokelat nih. Mau tahu kelanjutan ceritanya ? Pantengin terus ceritanya di www.cokelatndalem.com ini ya. ^_^Have a nice day chocolate people.

Young On Top Class - Kolaborasi Budaya dan Bisnis

Kemarin sore, tanggal 17 April 2015, Gerai & Museum Cokelat nDalem kedatangan tamu-tamu besar nih. Mereka dari Young On Top chapter Yogyakarta. Teman-teman dari Young on Top ini membuat kelas dengan tajuk Kolaborasi Budaya dan Bisnis. Nah.. Cokelat nDalem jadi dapat kesempatan buat berbagi cerita tentang Konsep kolaborasi budaya dan bisnis ala Cokelat nDalem. Di presentasikan oleh BuDir Meika Hazim, acara sharing classnya dimulai jam 14.30 dengan melihat proses pembuatan cokelat di dapur Cokelat nDalem. Kemudian dilanjutkan dengan sharing tentang Cokelat nDalem. Mulai dari sejarah kapan diluncurkan, bagaimana cara memadukan konsep budaya dan cokelat, bagaimana proses pengolahan cokelat di Cokelat nDalem. Dan tak lupa adalah.. icip-icip cokelatnya donk.  Sambil icip-icip, tentu YOTers pengen tanya-tanya tentang bagaimana memulai bisnis, bagaimana manajemen expired product, bagaimana berpromosi yang optimal, kapan merilis produk baru, bagaimana menjalankan bisnis, bahkan ada yang bertanya tentang bagaimana sih berbagi mimpi kepada seluruh tim agar semua bisa menuju pada arah yang sama ? Keren sekali sharing dan tanya jawabnya. Semua tips dan trik bisnis ala Cokelat nDalem dikupas habis di sini.  Tak terasa, waktu berlalu sampai tibalah waktu berpamitan. Tak lupa ngicipin lagi Cokelat nDalem tentunya. Sampai berjumpa di lain waktu ya YOTers. See You On Top!

Berbagi Cerita Dengan Petani Karang Sari

Pada hari Kamis yang lalu, tanggal 16 April 2015, Cokelat nDalem mendapatkan undangan untuk berbagi cerita tentang pengolahan cokelat di desa Karang Sari, Pathuk, Gunung Kidul. Sebenarnya, di Gunung Kidul banyak pohon Kakao yang ditanam sejak tahun 1980an. Namun kini banyak yang terlantar karena dinilai sudah tidak terlalu ekonomis. Banyak petani Kakao yang bahkan menebang tanaman Kakaonya dan menggantinya dengan tanaman buah-buahan seperti rambutan dan durian. Dan kini dengan mulai digalakkannya lagi industri Kakao dalam negeri, maka para petani mulai diminta aktif kembali meremajakan tanaman kakaonya. Ada yang menanam bibit baru, ada pula yang menggunakan sistem sambung samping. Dan setelah tanaman Kakaonya mulai teremajakan, maka petani juga diharapkan bisa memproduksi olahan cokelat sederhana untuk bisa memberikan peningkatan perekonomiannya. Dan Cokelat nDalem diminta hadir untuk berbagi cerita tentang pengolahan cokelat sederhana. Maka, dari Cokelat nDalem dan DInas Kehutanan dan Pertanian Propinsi DIY kemudian berkunjung ke desa Karang Sari dan bertemu dengan kelompok petani Mergo Sari 1 yang dipimpin oleh Bapak Bardiman dan berbagi cerita tentang industri cokelat Indonesia. Banyak cerita yang bisa dibagikan dan juga kami peroleh. Kami jadi tahu bahwa di kalangan petani terdapat keengganan untuk memfermentasi biji kakao yang sudah dipetik karena harga antara biji kakao fermentasi dan biji kakao non-fermentasi tidak dibedakan oleh pengepul. Padahal untuk mendapatkan biji kakao fermentasi diperlukan tambahan waktu sekitar 7 hari dan tambahan pekerjaan untuk memfermentasi biji kakao masak tersebut. Karena itu, Cokelat nDalem kemudian berbagi mimpi, bahwa suatu saat Cokelat nDalem ingin bisa membeli biji kakao langsung dari petani agar bisa membeli dengan harga yang lebih baik. Dan pada tahan awal ini, Cokelat nDalem membeli sejumlah biji kakao untuk bisa kami riset di dapur Cokelat nDalem dan coba membuat produk baru dengan biji kakao dari Gunung Kidul. Psstt.. hasilnya... Cokelat nDalem akan mengeluarkan linirasa baru yang menggunakan biji Kakao dari Gunung Kidul loh.. nantikan dalam waktu dekat ya. ^_^

Wirausaha Muda Mandiri 2014

Alhamdulillah, pada bulan Maret 2015 kemarin, Cokelat nDalem bisa mengikuti sebuah kompetisi bisnis yang cukup bergengsi yaitu Wirausaha Muda Mandiri 2014. Kompetisi yang bertujuan mencari entrepreneur pemula yang mempunyai kualitas untuk kemudian bisa dibantu promosi dan secara kemudahan finansial oleh Bank Mandiri, salah satu bank terbesar di Indonesia. Kompetisinya sebenarnya sudah dimulai sejak bulan Oktober 2014 untuk pendaftaran online. Seluruh berkas yang disyaratkan harus dikumpulkan via www.wirausahamandiri.co.id Kemudian pada bulan Desember akan diseleksi dan dikunjungi untuk dilihat kesahihan dari data yang sudah disampaikan via pendaftaran online. Dan pada bulan Januari kemudian dilakukan seleksi tingkat daerah. Dan kebetulan karena Cokelat nDalem berada di Jogjakarta, maka kami tergabung di Regional VII yang berpusat di Semarang. Dan Alhamdulillah, Cokelat nDalem bisa mendapatkan tiket untuk berangkat menjadi finalis di Jakarta. Maka pada bulan Maret, Cokelat nDalem yang dipresentasikan oleh BuDir Meika Hazim berangkat ke Jakarta untuk bertemu dengan 72 entrepeneur muda dari seluruh Indonesia yang terdiri dari 12 regional. Seru sekali pengalamannya di Jakarta. Disana kami mendapatkan apresiasi yang menggembirakan baik dari juri, kastemer saat Wirausaha Muda Mandiri Expo dan pihak pemerintah terutama dari Kementrian Perindustrian, Kementrian Koperasi dan UKM dan Kementrian
Chat Whatsapp Chat Whatsapp